Biografi Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Beliau adalah Pembaharu Islam (mujadid) pada abad ini. Karya dan jasa-jasa beliau cukup banyak dan sangat membantu umat Islam terutama dalam menghidupkan kembali ilmu Hadits. Beliau telah memurnikan Ajaran islam terutama dari hadits-hadits lemah dan palsu, meneliti derajat hadits.
Nasab (Silsilah Beliau)
Nama beliau adalah
Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh al-Albani. Dilahirkan pada tahun 1333 H di kota Ashqodar ibu kota Albania yang lampau. Beliau dibesarkan di tengah keluarga yang tak berpunya, lantaran kecintaan terhadap ilmu dan ahli ilmu. Ayah al Albani yaitu Al Haj Nuh adalah lulusan lembaga pendidikan ilmu-ilmu syari`at di ibukota negara dinasti Utsmaniyah (kini Istambul), yang ketika Raja Ahmad Zagho naik tahta di Albania dan mengubah sistem pemerintahan menjadi pemerintah sekuler, maka Syeikh Nuh amat mengkhawatirkan dirinya dan diri keluarganya. Akhirnya beliau memutuskan untuk berhijrah ke Syam dalam rangka menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Beliau sekeluargapun menuju Damaskus.
Setiba di Damaskus, Syeikh al-Albani kecil mulai aktif mempelajari bahasa arab. Beliau masuk sekolah pada madrasah yang dikelola oleh Jum`iyah al-Is`af al-Khairiyah. Beliau terus belajar di sekolah tersebut tersebut hingga kelas terakhir tingkat Ibtida`iyah. Selanjutnya beliau meneruskan belajarnya langsung kepada para Syeikh. Beliau mempelajari al-Qur`an dari ayahnya sampai selesai, disamping itu mempelajari pula sebagian fiqih madzab Hanafi dari ayahnya.
Syeikh al-Albani juga mempelajari keterampilan memperbaiki jam dari ayahnya sampai mahir betul, sehingga beliau menjadi seorang ahli yang mahsyur. Ketrampilan ini kemudian menjadi salah satu mata pencahariannya.
Pada umur 20 tahun, pemuda al-Albani ini mulai mengkonsentrasi diri pada ilmu hadits lantaran terkesan dengan pembahasan-pembahsan yang ada dalam majalah al-Manar, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Syeikh Muhammad Rasyid Ridha. Kegiatan pertama di bidang ini ialah menyalin sebuah kitab berjudul al-Mughni `an Hamli al-Asfar fi Takhrij ma fi al-Ishabah min al-Akhbar. Sebuah kitab karya al-Iraqi, berupa takhrij terhadap hadits-hadits yang terdapat pada Ihya` Ulumuddin al-Ghazali. Kegiatan Syeikh al-Albani dalam bidang hadits ini ditentang oleh ayahnya seraya berkomentar. Sesungguhnya ilmu hadits adalah pekerjaan orang-orang pailit (bangkrut).
Namun Syeikh al-Albani justru semakin cinta terhadap dunia hadits. Pada perkembangan berikutnya, Syeikh al-Albani tidak memiliki cukup uang untuk membeli kitab-kitab. Karenanya, beliau memanfaatkan Perpustakaan adh-Dhahiriyah di sana (Damaskus). Di samping juga meminjam buku-buku dari beberapa perpustakaan khusus. Begitulah, hadits menjadi kesibukan rutinnya, sampai-sampai beliau menutup kios reparasi jamnya. Beliau lebih betah berlama-lama dalam perpustakaan adh-Dhahiriyah, sehingga setiap harinya mencapai 12 jam. Tidak pernah istirahat mentelaah kitab-kitab hadits, kecuali jika waktu sholat tiba. Untuk makannya, seringkali hanya sedikit makanan yang dibawanya ke perpustakaan.
Akhirnya kepala kantor perpustakaan memberikan sebuah ruangan khusus di perpustakaan untuk beliau. Bahkan kemudiaan beliau diberi wewenang untuk membawa kunci perpustakaan. Dengan demikian, beliau menjadi leluasa dan terbiasa datang sebelum yang lainnya datang. Begitu pula pulangnya ketika orang lain pulang pada waktu dhuhur, beliau justru pulang setelah sholat isya. Hal ini dijalaninya sampai bertahun-tahun.
Pengalaman Penjara
Syeikh al-Albani pernah dipenjara dua kali. Kali pertama selama satu bulan dan kali kedua selama enam bulan. Itu tidak lain karena gigihnya beliau berdakwah kepada sunnah dan memerangi bid`ah sehingga orang-orang yang dengki kepadanya menebarkan fitnah.
Beberapa Tugas yang Pernah Diemban
Syeikh al-Albani Beliau pernah mengajar di Jami`ah Islamiyah (Universitas Islam Madinah) selama tiga tahun, sejak tahun 1381-1383 H, mengajar tentang hadits dan ilmu-ilmu hadits. Setelah itu beliau pindah ke Yordania. Pada tahun 1388 H, Departemen Pendidikan meminta kepada Syeikh al-Albani untuk menjadi ketua jurusan Dirasah Islamiyah pada Fakultas Pasca Sarjana di sebuah Perguruan Tinggi di kerajaan Yordania. Tetapi situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan beliau memenuhi permintaan itu. Pada tahun 1395 H hingga 1398 H beliau kembali ke Madinah untuk bertugas sebagai anggota Majelis Tinggi Jam`iyah Islamiyah di sana. Mandapat penghargaan tertinggi dari kerajaan Saudi Arabia berupa King Faisal Fundation tanggal 14 Dzulkaidah 1419 H.
Beberapa Karya Beliau
Karya-karya beliau amat banyak, diantaranya ada yang sudah dicetak, ada yang masih berupa manuskrip dan ada yang mafqud (hilang), semua berjumlah 218 judul.
Beberapa Contoh Karya Beliau yang terkenal adalah :
1. Adabuz-Zifaf fi As-Sunnah al-Muthahharah
2. Al-Ajwibah an-Nafi`ah `ala as`ilah masjid al-Jami`ah
3. Silisilah al-Ahadits ash Shahihah
4. Silisilah al-Ahadits adh-Dha`ifah wal maudhu`ah
5. At-Tawasul wa anwa`uhu
6. Ahkam Al-Jana`iz wabida`uha
Dab Kitab Yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia :
Cincin Pinangan
ha’if Adabul Mufrod
Ensiklopedia Fatwa
Hadits Sebagai Landasan Akidah dan Hukum
Haji Nabi
Hakikat bid’ah dan kufur
Hukum Cadar
Inilah Dakwah Kami
Irwa’ Al-Ghalil
Janganlah Mengkafirkan Saudaramu
Jilbab Wanita Muslimah
Keabadian Neraka
Kisah Al-Gharanik
Mayit Tidak Bisa Mendengar
Nabi Isa vs Dajjal
Pertanyaan Seputar Sholat Jum’at
Polemik Seputar Hukum Lagu dan Musik
Risalah Ilmiah Shahih Sunan Abu Daud Jilid 1
Shahih Sunan Abu Daud Jilid 2
Shahih Sunan Abu Daud Jilid 3
Shahih Ibnu Majah Jilid 1
Shahih Ibnu Majah Jilid 2
Shahih Ibnu Majah Jilid 3
Shahih Jami’ Shahih Riyadhus Sholihin 1
Shahih Riyadhus Sholihin 2
Sifat Sholat Nabi
Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu jilid 1
Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu jilid 2
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Dalam Kenangan
Tamaamul Minnatu Fii Ta’liiqi ‘Alaa Fiqhus Sunnah 1
Tamaamul Minnatu Fii Ta’liiqi ‘Alaa Fiqhus Sunnah 2
Tanya Jawab Dalam Memahami isi Al-Qur’an
Tawassul
Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah (Ahkamul Jana’iz)
Di samping itu, beliau juga memiliki kaset ceramah, kaset-kaset bantahan terhadap berbagai pemikiran sesat dan kaset-kaset berisi jawaban-jawaban tentang pelbagai masalah yang bermanfaat.
Selanjutnya Syeikh al-Albani berwasiat agar perpustakaan pribadinya, baik berupa buku-buku yang sudah dicetak, buku-buku foto copyan, manuskrip-manuskrip (yang ditulis oleh beliau sendiri ataupun orang lain) semuanya diserahkan ke perpustakaan Jami`ah tersebut dalam kaitannya dengan dakwah menuju al-Kitab was Sunnah, sesuai dengan manhaj salafush Shalih (sahabat nabi radhiyallahu anhum), pada saat beliau menjadi pengajar disana.
Wafatnya
Beliau wafat pada hari Jum`at malam Sabtu tanggal 21 Jumada Tsaniyah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yoradania. Rahimallah asy-Syaikh al-Albani rahmatan wasi`ah wa jazahullahu`an al-Islam wal muslimiina khaira wa adkhalahu fi an-Na`im al-Muqim.
Versi Pelengkap :
BIOGRAFI
Syaikh Muhammad Nahiruddin Al AlbaniNama beliau adalah Abu Abdirrahman MuhammadNashiruddin bin Nuh al-Albani. Dilahirkan pada tahun1333 H di kota Ashqodar ibu kota Albania yang lampau.Beliau dibesarkan di tengah keluarga yang tak berpunya,lantaran kecintaan terhadap ilmu dan ahli ilmu.Ayah al Albani yaitu Al Haj Nuh adalah lulusan lembagapendidikan ilmu-ilmu syari'at di ibukota negara dinastiUtsmaniyah (kini Istambul), yang ketika Raja AhmadZagho naik tahta di Albania dan mengubah sistempemerintahan menjadi pemerintah sekuler, maka SyeikhNuh amat mengkhawatirkan dirinya dan diri keluarganya.Akhirnya beliau memutuskan untuk berhijrah ke Syamdalam rangka menyelamatkan agamanya dan karenatakut terkena fitnah. Beliau sekeluargapun menujuDamaskus.Setiba di Damaskus, Syeikh al-Albani kecil mulai aktifmempelajari bahasa arab. Beliau masuk sekolah padamadrasah yang dikelola oleh Jum'iyah al-Is'af al-Khairiyah. Beliau terus belajar di sekolah tersebuttersebut hingga kelas terakhir tingkat Ibtida'iyah.Selanjutnya beliau meneruskan belajarnya langsungkepada para Syeikh. Beliau mempelajari al-Qur'an dariayahnya sampai selesai, disamping itu mempelajari pulasebagian fiqih madzab Hanafi dari ayahnya.Syeikh al-Albani juga mempelajari keterampilanmemperbaiki jam dari ayahnya sampai mahir betul,sehingga beliau menjadi seorang ahli yang mahsyur.Ketrampilan ini kemudian menjadi salah satu matapencahariannya.Pada umur 20 tahun, pemuda al-Albani ini mulaimengkonsentrasi diri pada ilmu hadits lantaran terkesandengan pembahasan-pembahsan yang ada dalam majalahal-Manar, sebuah majalah yang diterbitkan oleh SyeikhMuhammad Rasyid Ridha. Kegiatan pertama di bidang iniialah menyalin sebuah kitab berjudul "al-Mughni 'anHamli al-Asfar fi Takhrij ma fi al-Ishabah min al-Akhbar". Sebuah kitab karya al-Iraqi, berupa takhrijterhadap hadits-hadits yang terdapat pada Ihya'Ulumuddin al-Ghazali. Kegiatan Syeikh al-Albani dalambidang hadits ini ditentang oleh ayahnya serayaberkomentar. "Sesungguhnya ilmu hadits adalahpekerjaan orang-orang pailit (bangkrut)".Namun Syeikh al-Albani justru semakin cinta terhadapdunia hadits. Pada perkembangan berikutnya, Syeikh al-Albani tidak memiliki cukup uang untuk membeli kitabkitab.Karenanya, beliau memanfaatkan Perpustakaanadh-Dhahiriyah di sana (Damaskus). Di samping jugameminjam buku-buku dari beberapa perpustakaankhusus. Begitulah, hadits menjadi kesibukan rutinnya,sampai-sampai beliau menutup kios reparasi jamnya.Beliau lebih betah berlama-lama dalam perpustakaanadh-Dhahiriyah, sehingga setiap harinya mencapai 12jam. Tidak pernah istirahat mentelaah kitab-kitabhadits, kecuali jika waktu sholat tiba. Untuk makannya,seringkali hanya sedikit makanan yang dibawanya keperpustakaan.Akhirnya kepala kantor perpustakaan memberikansebuah ruangan khusus di perpustakaan untuk beliau.Bahkan kemudiaan beliau diberi wewenang untukmembawa kunci perpustakaan. Dengan demikian, beliaumenjadi leluasa dan terbiasa datang sebelum yanglainnya datang. Begitu pula pulangnya ketika orang lainpulang pada waktu dhuhur, beliau justru pulang setelahsholat isya. Hal ini dijalaninya sampai bertahun-tahun.Pengalaman PenjaraSyeikh al-Albani pernah dipenjara dua kali. Kali pertamaselama satu bulan dan kali kedua selama enam bulan. Itutidak lain karena gigihnya beliau berdakwah kepadasunnah dan memerangi bid'ah sehingga orang-orang yangdengki kepadanya menebarkan fitnah.Beberapa Tugas yang Pernah DiembanSyeikh al-Albani Beliau pernah mengajar di Jami'ahIslamiyah (Universitas Islam Madinah) selama tiga tahun,sejak tahun 1381-1383 H, mengajar tentang hadits danilmu-ilmu hadits. Setelah itu beliau pindah ke Yordania.Pada tahun 1388 H, Departemen Pendidikan memintakepada Syeikh al-Albani untuk menjadi ketua jurusanDirasah Islamiyah pada Fakultas Pasca Sarjana di sebuahPerguruan Tinggi di kerajaan Yordania. Tetapi situasidan kondisi saat itu tidak memungkinkan beliaumemenuhi permintaan itu. Pada tahun 1395 H hingga1398 H beliau kembali ke Madinah untuk bertugassebagai anggota Majelis Tinggi Jam'iyah Islamiyah disana. Mandapat penghargaan tertinggi dari kerajaanSaudi Arabia berupa King Faisal Fundation tanggal 14Dzulkaidah 1419 H.Beberapa Karya BeliauKarya-karya beliau amat banyak, diantaranya ada yangsudah dicetak, ada yang masih berupa manuskrip danada yang mafqud (hilang), semua berjumlah 218 judul.Beberapa Contoh Karya Beliau adalah :· Adabuz-Zifaf fi As-Sunnah al-Muthahharah· Al-Ajwibah an-Nafi'ah 'ala as'ilah masjid al-Jami'ah· Silisilah al-Ahadits ash Shahihah· Silisilah al-Ahadits adh-Dha'ifah wal maudhu'ah· At-Tawasul wa anwa'uhu· Ahkam Al-Jana'iz wabida'uhaDi samping itu, beliau juga memiliki kaset ceramah,kaset-kaset bantahan terhadap berbagai pemikiran sesatdan kaset-kaset berisi jawaban-jawaban tentangpelbagai masalah yang bermanfaat.Selanjutnya Syeikh al-Albani berwasiat agarperpustakaan pribadinya, baik berupa buku-buku yangsudah dicetak, buku-buku foto copyan, manuskripmanuskrip(yang ditulis oleh beliau sendiri ataupun oranglain) semuanya diserahkan ke perpustakaan Jami'ahtersebut dalam kaitannya dengan dakwah menuju al-Kitab was Sunnah, sesuai dengan manhaj salafush Shalih,pada saat beliau menjadi pengajar disana.WafatnyaBeliau wafat pada hari Jum'at malam Sabtu tanggal 21Jumada Tsaniyah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal1 Oktober 1999 di Yoradania. Rahimallah asy-Syaikh al-Albani rahmatan wasi'ah wa jazahullahu'an al-Islam walmuslimiina khaira wa adkhalahu fi an-Na'im al-Muqim.7Ijazah Hadits Imam Al-AlbanySyaikh Al-Albany memiliki ijazah hadits dari ‘AllamahSyaikh Muhammad Raghib at-Tabbagh yang kepadanyabeliau mempelajari ilmu hadits, dan mendapatkan hakuntuk menyampaikan hadits darinya. Syaikh Al-Albanymenjelaskan tentang ijazah beliau ini pada kitabMukhtasar al-‘Uluw (hal 72) dan Tahdzir as-Sajid (hal63). Beliau memiliki ijazah tingkat lanjut dari SyaikhBahjatul Baytar (dimana isnad dari Syaikh terhubung keImam Ahmad). Keterangan tersebut ada dalam bukuHayah al-Albany (biografi Al-Albany) karanganMuhammad Asy-Syaibani. Ijazah ini hanya diberikankepada mereka yang benar-benar ahli dalam hadits dandapat dipercaya untuk membawakan hadits secara teliti.Ijazah serupa juga dimiliki murid Syaikh Al-Albany, yaituSyaikh Ali Hasan Al-Halabi. Jadi, adalah tidak benar jikadikatakan bahwa Syaikh hanya belajar dari buku, tanpaada wewenang dan tanpa ijazah.Dalam pembahasan ini, saya pikir tidak mengapa untukmemberikan sedikit gambaran tentang kehidupan danpekerjaan Syaikh Al-Albany agar kita lebih yakin perihalkedudukan beliau dalam bidang ilmu hadits, semisalpenghormatan dari ulama-ulama lain yang ditunjukankepada beliau. Mungkin satu atau dua penjelasan pendekbelumlah mencukupi, meski begitu, saya berharapinformasi ini cukup menarik dan dapat memberisemangat kepada para pembaca:1. Syaikh Al-Albany dilahirkan pada tahun 1914 M diAsykodera, ibukota pertama Albania.2. Syaikhnya yang pertama adalah ayahnya, Al-Hajj NuhAn-Najjati, yang telah menyelesaikan belajarSyari’ah di Istanbul dan kembali ke Albania sebagaiseorang ulama Hanafiyah. Di bawah bimbinganayahnya, Syaikh Al-Albany belajar Quran, tajwid danbahasa Arab, dan juga fiqh Hanafiyah.3. Beliau belajar fiqh hanafiyah lebih lanjut dan bahasaArab dari Syaikh Sa’id al-Burhan.4. Beliau mengikuti pelajaran dari Imam Abdul Fattahdan Syaikh Taufiq Al-Barzah5. Syaikh Al-Albany bertemu dengan ulama haditszaman ini, Syaikh Ahmad Syakir, dan beliau ikutberpartisipasi dalam diskusi dan penelitian mengenaihadits.6. Beliau bertemu dengan ulama hadits India, SyaikhAbdus Shamad Syarafuddin, yang telah menjelaskanhadits dari jilid pertama kitab Sunan al-Kubra karyaAn-Nasai, seperti halnya karya Al-Mizzi yangmonumental, Tuhfat al-Asyraf, yang selanjutnyamereka berdua saling berkirim surat tentang ilmu.Dalam salah satu surat, Syaikh Abdus Shamadmenunjukkan keyakinan beliau bahwa Syaikh Al-Albany adalah ulama hadits terbesar saat ini.7. Sebagai pengakuan terhadap keilmuannya mengenaihadits, pada tahun 1955 Syaikh Al-Albany ditugaskandi Fakultas Syariah Universitas Damaskus untukmenganalisa dan meneliti secara terperinci mengenaihadits-hadits jual beli dan yang berhubungan dengantransaksi bisnis lain.8. Syaikh Al-Albany memulai pekerjaannya secara resmipada bidang hadits dengan men-transkrip karyamonumental Al-Hafidz al-Iraqy, yaitu Al-Mughni ‘anHamlil-Ashfar -sebuah studi tentang beragam haditsdanriwayat-riwayat pada karya terkenal Al-Ghazali,Ihya’ Ulumudin. Pekerjaan ini sendiri mencakup lebihdari 5000 hadits.9. Syaikh selalu mengunjungi perpustakaan Dhahiriyyahdi Damaskus, sehingga kemudian beliau diberi kunciperpustakaan, karena beliau sering berada di sanadan belajar dalam waktu yang lama. Suatu hari,selembar kertas hilang dari manuskrip yangdigunakan Syaikh Al-Albany. Kejadian ini menjadikanbeliau mencurahkan seluruh perhatiannya untukmembuat katalog seluruh manuskrip hadits diperpustakaan agar folio yang hilang tersebut bisaditemukan. Karenanya, beliau mendapatkan banyakilmu dari 1000 manuskrip hadits, sesuatu yang telahdibuktikan beberapa tahun kemudian oleh Dr.Muhammad Mustafa A’dhami pada pendahuluan“Studi Literatur Hadits Awal”, dimana beliaumengatakan, “Saya mengucapkan terimakasihkepada Syaikh Nashiruddin Al-Albany, yang telahmenempatkan keluasan ilmunya pada manuskripmanuskriplangka dalam tugas akhir saya”.10. Syaikh Al-Albany kadang-kadang terlihat keadaannyayang amat miskin selama hidupnya. Beliaumengatakan sering mengambil sobekan-sobekankertas dari jalan –biasanya berupa kartu undanganpernikahan-, yang kemudian digunakan untukmenulis haditsnya. Seringkali, dia membeli potonganpotongankertas dari tempat pembuangan danmembawanya ke rumah untuk dipakai.11. Beliau senantiasa berkorespondensi dengan banyakulama, terutama yang berasal dari India danPakistan, mendiskusikan hal-hal yang berhubungandengan hadits dan agama pada umumnya, termasukdengan Syaikh Muhammad Zamzami dari Maroko dan‘UbaiduLlah Rahman, pengarang Mirqah al-MafatihSyarh Musykilah al-Mashabih.12. Keahliannya dalam bidang hadits diakui oleh banyakulama yang berkompeten, baik masa lalu maupunsekarang, termasuk Dr. Amin Al-Mishri, kepala StudiIslam di Universitas Madinah yang juga termasuksalah satu murid Syaikh Al-Albany, juga Dr. SyubhiAsh-Shalah, mantan kepala bidang Ilmu Hadits diUniversitas Damaskus, Dr. Ahmad Al-Asal, kepalaStudi Islam di Universitas Riyadh, ulama haditsPakistan sekarang, ‘Allamah Badi’uddien Syah As-Sindi; Syaikh Muhammad Thayyib Awkij, mantankepala Ilmu Tasfir dan Hadits dari Universitas Ankaradi Turki; belum lagi pengakuan dari Syaikh Ibn Baaz,Ibnul ‘Utsaimin, Muqbil bin Hadi, dan banyak lagiyang lain pada masa berikutnya.13. Setelah sejumlah hasil karyanya dicetak, selama tigatahun Syaikh terpilih untuk mengajar hadits diUniversitas Islam Madinah, sejak tahun 1381 Hsampai 1383 H, dimana beliau juga bertugas sebagaianggota dewan pengurus universitas (setelah itubeliau kembali ke tempat studi pertamanya danmengkhidmatkan dirinya pada perpustakaan Adh-Dhahiriyyah). Kecintaan beliau pada UniversitasMadinah dibuktikan dengan mewariskan seluruhkoleksi perpustakaan pribadinya ke Universitas.14. Beliau mengajar dua kali sepekan di Damaskus, yangdihadiri oleh banyak mahasiswa dan dosenuniversitas. Di sini, Syaikh menyelesaikanpengajarannya pada karya klasik dan modern(edited):o Fath al-Majid, karya Abdur Rahman binHushain Alu Syaikho Raudhah an-Nadiyyah karya Siddiq HasanKhano Minhaj al-Islamiyah karya Muhammad As’ado Ushul al-Fiqh, karya al-Khallalo Mustholah at-Tarikh, karya Asad Rustumo Al-Halal wa al-Haram karya Yusuf Qardhawio Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiqo Ba’its al-Hadits karya Ahmad Syakiro At-Taghib wa at-Tarhib karya Al-Hafidz Al-Mundzirio Riyadh ash-Shalihin karya Imam An-Nawawio Al-Imam fi Ahadits al-Ahkam, karya IbnuDaqiqil ‘Ied15. Setelah menganalisa hadits-hadits pada kitab ShahihIbnu Khuzaimah, seorang ulama hadits India,Muhammad Musthofa A’dhami (kepala Ilmu Hadits diMakkah), memilih Syaikh Al-Albany untuk memeriksadan mengoreksi kembali analisanya, dan pekerjaantersebut telah diterbitkan empat jilid, lengkapdengan ta’liq (catatan, red) dari keduanya. Iniadalah tazkiyah dari ulama yang lain atas keilmuanhadits Syaikh Al-Albany.16. Pada edisi dari himpunan hadits terkenal, Misykah al-Mashabih, penerbit Maktabah Islamy meminta SyaikhAl-Albany untuk memeriksa pekerjaan merekasebelum diterbitkan. Pihak penerbit telah menulispada bagian pendahuluan, ”Kami meminta kepadaulama hadits, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany, untuk membantu kami dalam memeriksaMisykat dan bertanggung jawab untuk memberitambahan hadits-hadits yang diperlukan dan menelitiserta memeriksa kembali sumber-sumber dankeasliannya pada tempat-tempat yang diperlukan,dan membetulkan kesalahan-kesalahan…”17. Hasil karya Syaikh yang telah dicetak, terutama padabidang hadits dan ilmu perangkatnya (seperti ilmuMustholah Hadits, Jarh wa Ta’dil, Rijalul Hadits,edit.) berjumlah sekitar 112 buku. Tujuh belasdiantaranya sebanyak 45 jilid. Beliau meninggalkanmanuskrip minimal tujuh puluh karangan.18. Telah terekam suatu kejadian (dan kejadian initerdapat pada dua kaset – murid-murid beliau seringmerekam pelajaran beliau), bahwa seorang laki-lakitelah mengunjungi Syaikh Al-Albany di rumahnya diYordania dan menyatakan bahwa dirinya adalahseorang Nabi! Bagaimana reaksi kita ketika beradapada situasi ini? Syaikh Al-Albany meminta lelaki itududuk dan mendiskusikan pernyataannya tersebutdalam waktu yang lama (seperti yang saya katakana:ada pada dua kaset), sehingga pada akhirnya, si tamutersebut bertaubat dari klaimnya itu dan semua yanghadir, termasuk Syaikh turut menangis. Padakenyataannya, sudah berapa sering terdengar SyaikhAl-Albany menangis ketika berbicara mengenai Allah,Rasul-Nya, dan muamalah antar Muslim?19. Pada kejadian yang lain, beliau dikunjungi tiga orangyang kesemuanya menuduh Syaikh Al-Albany kafir.Ketika waktu sholat tiba, mereka menolak untukbermakmum kepada Syaikh, karena tidak mungkinbagi seorang kafir menjadi imam sholat. Syaikhmenerima hal ini, dan mengatakan bahwa menurutpandangannya, ketiga orang ini adalah Muslim,sehingga salah satu dari mereka berhak menjadiimam sholat. Tak lama kemudian, mereka bertigaberdebat lama sekali mengenai perbedaan di antaramereka sendiri, dan ketika waktu sholat berikutnyatelah tiba, ketiga laki-laki ini mendesak untuk ikutsholat di belakang Syaikh Al-Albany !20. Selama hidupnya, Syaikh telah meneliti dan menta’liqlebih dari 30.000 silsilah perawi hadits (isnaad)pada hadits-hadits yang tidak terhitung jumlahnya,dan menghabiskan waktu enam puluh tahun untukbelajar buku-buku hadits, sehingga buku-bukutersebut menjadi sahabat sekaligus berhubungandengan ulama-ulamanya (pengarang kitab-kitabSunnah tersebut, pent)
Sumber :
Berbagai Sumber
jazakallah, semoga menjadi amal shalih
BalasHapus