Minggu, 18 Maret 2012

PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA YANG MENYEMBAH BERHALA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 23
PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA
YANG MENYEMBAH BERHALA

          Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]ألم تر إلى الذين أوتوا نصيبا من الكتاب يؤمنون بالجبت والطاغوت ويقولون للذين كفروا هؤلاء أهدى من الذين آمنوا سبيلا[
          “Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab ?, mereka beriman kepada Jibt dan Thoghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” (QS. An nisa’, 51 ).
]قل هل أنبئكم بشر من ذلك مثوبة عند الله، من لعنه الله وغضب عليه، وجعل منهم القردة والخنازير وعبد الطاغوت[.
          “Katakanlah :” maukah aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Alloh, yaitu orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan diantara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah Thoghut” (QS. Al maidah, 60).
]قال الذين غلبوا على أمرهم لنتخذن عليهم مسجدا[
          “…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas  gua mereka”.” (QS. Al kahfi, 21).
          Dari Abu Saidt, Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :
"لتتبعن سنن من كان قبلكم حذو القذة بالقذة، حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه"، قالوا : يا رسول الله، اليهود والنصارى ؟ قال :" فمن ؟ " أخرجه البخاري ومسلم.
          “Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.”, para sahabat bertanya : “Ya Rasululloh, orang-orang yahudi dan Nasranikah ?”, beliau ShallAllohu’alaihi wa Sallam menjawab : “siapa lagi ?” (HR. Buhkhori dan Muslim).

UPAYA Rasululloh DALAM MENJAGA TAUHID DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 22
UPAYA Rasululloh DALAM MENJAGA TAUHID
DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN

          Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم[
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sediri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang mu’min.” (QS. At Taubah, 128).
          Diriwayatkan dari Abu Hurairah RadhiAllohu’anhu  bahwa Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :
"لا تجعلوا بيوتكم قبورا، ولا تجعلوا قبري عيدا، وصلوا علي فإن صلاتكم تبلغني حيث كنتم" رواه أبو داود بإسناد حسن ورواته ثقات.
          “Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah sholawat untukku, karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik, dan para perowinya tsiqoh).

          Dalam hadits yang lain, Ali bin Al Husain RadhiAllohu’anhu menuturkan, bahwa ia melihat seseorang masuk kedalam celah-celah yang ada pada kuburan Rasululloh, kemudian berdo’a, maka ia pun melarangnya seraya berkata kepadanya : “Maukah kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku dari kakekku dari Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
"لا تتخذوا قبري عيدا، ولا بيوتكم قبورا، وصلوا علي فإن تسليمكم يبلغني حيث كنتم"
          “Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan ucapkanlah doa salam untukku, karena doa salam kalian akan sampai kepadaku dari mana saja kalian berada” (diriwayatkan dalam kitab Al Mukhtarah).
        Kandungan bab ini :
  1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Baro’ah
  2. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam telah memperingatkan umatnya dan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjauhkan umatnya dari jalan yang menuju kepada kemusyrikan, serta menutup setiap jalan yang menjurus kepadanya.
  3. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kita, dan amat belas kasihan lagi penyayang kepada kita.
  4. Larangan Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam untuk tidak menziarahi kuburannya dengan cara tertentu, [yaitu dengan menjadikannya sebagai tempat perayaan], padahal menziarahi kuburan beliau termasuk amalan yang amat baik.
  5. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam melarang seseorang banyak melakukan ziarah kubur.
  6. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam menganjurkan untuk melakukan sholat sunnah di dalam rumah.
  7. Satu hal yang sudah menjadi ketetapan dikalangan kaum terdahulu, bahwa menyampaikan sholawat untuk Nabi tidak perlu masuk di dalam kuburannya.
  8. Alasannya karena sholawat dan salam seseorang untuk beliau akan sampai kepada Beliau dimanapun ia berada, maka tidak perlu harus mendekat, sebagaimana yang diduga oleh sebagian orang.
  9. Nabi ShallAllohu’alaihi wa Sallam di alam barzakh, akan ditampakkan seluruh amalan umatnya yang berupa sholawat dan salam untuknya.



   Ayat ini, dengan sifat-sifat yang disebutkan didalamnya untuk pribadi Nabi Muhammad, menunjukkah bahwa beliau telah memperingatkan umatnya agar menjauhi syirik, yang merupakan dosa paling besar, karena inilah tujuan utama diutusnya Rasululloh.

BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN ORANG-ORANG SHOLEH MENJADI PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN Alloh

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 21
BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN ORANG-ORANG SHOLEH MENJADI
PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN Alloh

          Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya Al Muwatto’, bahwa  Rasululloh ShallAllohu’alaihi wasallam bersabda :
“اللهم لا تجعل قبري وثنا يعبد، اشتد غضب الله على قوم اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد”
          “Ya Alloh, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Alloh sangat murka kepada orang-orang yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah”.
           Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari sufyan dari Mansur dari Mujahid, berkaitan dengan ayat : [أفرأيتم اللات والعزى] “Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin)  tentang (berhala yang kamu anggap sebagai anak perempuan Alloh) Al lata dan Al Uzza” (QS. An Najm, 19)
          Ia  (Mujahid) berkata : “Al latta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburannya.”
          Demikian pula  penafsiran Ibnu Abbas RadhiAllohu’anhu sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza’ : “ Dia itu pada mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk para jamaah haji.”
           Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RadhiAllohu’anhu , ia berkata :
“لعن رسول الله زائرات القبور والمتخذين عليها المساجد والسرج” رواه أهل السنن.
          “Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam melaknat kaum wanita yang menziarahi kuburan, serta orang-orang yang membuat tempat ibadah dan memberi lampu penerang di atas kuburannya.”(HR. para penulis kitab Sunan)

        Kandungan dalam bab ini :
  1. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan berhala
  2. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan ibadah 
  3. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam dengan doanya itu, tiada lain hanyalah memohon kepada Alloh supaya dihindarkan dari sesuatu yang dikhawatirkan terjadi (pada umatnya), sebagaimana yang telah terjadi pada umat-umat sebelumnya, yaitu : sikap berlebih-lebihan terhadap kuburan beliau, yang akhirnya kuburan beliau akan menjadi berhala yang disembah.
  4. Dalam doanya, beliau sertakan pula apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dengan menjadikan kuburan para Nabinya sebagai tempat beribadah.
  5. Penjelasan bahwa Alloh sangat murka (terhadap orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah).
  6. Di antara masalah yang sangat penting untuk dijelaskan dalam bab ini adalah mengetahui sejarah penyembahan Al latta berhala terbesar orang-orang jahiliyah.
  7. Mengetahui bahwa berhala itu asal usulnya adalah kuburan orang sholeh (yang diperlakukan secara berlebihan dengan senantiasa dikunjungi oleh mereka).
  8. Al latta nama orang yang dikuburkan itu, pada mulanya adalah seorang pengaduk tepung untuk disajikan kepada para jamaah haji.
  9. Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam melaknat para wanita penziarah kubur.
  10. Beliau juga melaknat orang-orang yang memberikan lampu penerang di atas kuburan.

LARANGAN BERIBADAH KEPADA Alloh DISISI KUBURAN ORANG-ORANG SHOLEH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 20
LARANGAN BERIBADAH KEPADA Alloh DISISI KUBURAN
ORANG-ORANG SHOLEH
Diriwayatkan dalam shoheh [Bukhori dan Muslim], dari Aisyah ra. bahwa Ummu Salamah ra. bercerita kepada Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia), yang didalamnya terdapat rupaka-rupaka (gambar-gambar), maka Rasululloh bersabda :
“أولئك إذا مات فيهم الرجل الصالح، أو العبد الصالح بنوا على قبره مسجدا، وصوروا فيه تلك الصور، أولئك شرار الخلق عند الله “.
”Mereka itu, apabila ada orang yang sholeh atau hamba yang sholeh meninggal, mereka membangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat didalamnya rupaka-rupaka, dan mereka sejelek-jelek makhluk disisi Alloh”.
Mereka dihukumi beliau sebagai sejelek-jelek makhluk karena mereka melakukan dua fitnah sekaligus, yaitu fitnah memuja kuburan dengan membangun tempat ibadah diatasnya dan fitnah membuat rupaka rupaka ( patung-patung ).
Dalam riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Aisyah juga berkata : ketika Rasululloh akan diambil nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda :
“لعنة الله على اليهود والنصارى، اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد”
“Laknat Alloh ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan”.

PENYEBAB UTAMA KEKAFIRAN ADALAH BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MENGAGUNGKAN ORANG-ORANG SHOLEH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 19
PENYEBAB UTAMA KEKAFIRAN ADALAH BERLEBIH-LEBIHAN
DALAM MENGAGUNGKAN ORANG-ORANG SHOLEH

 Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]يا أهل الكتاب لا تغلوا في دينكم ولا تقولوا على الله إلا الحق[
“Wahai orang-orang ahli kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan terhadap Alloh kecuali yang benar.” (QS. An nisa’, 171).
           Dalam shoheh Bukhori ada satu riwayat dari Ibnu Abbas RadhiAllohu’anhu yang menjelaskan tentang firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا[
          “Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata : janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr” (QS. Nuh, 23)

NABI Shallallahu ‘alaihi wa sallam TIDAK DAPAT MEMBERI HIDAYAH KECUALI DENGAN KEHENDAK Alloh

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 18


NABI Shallallahu ‘alaihi wa sallam TIDAK DAPAT MEMBERI HIDAYAH

KECUALI DENGAN KEHENDAK Alloh ([1])
 
Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]إنك لا تهدى من أحببت ولكن الله يهدي من يشاء وهو أعلم بالمهتدين[
“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu cintai, tetapi Alloh lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakiNya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al qoshosh, 56)
Diriwayatkan dalam shoheh Bukhori, dari Ibnul Musayyab, bahwa bapaknya berkata : “Ketika Abu Tholib akan meninggal dunia, maka datanglah Rasululloh, dan pada saat itu Abdullah bin Abi Umayyah, dan Abu Jahal ada disisinya, lalu Rasululloh bersabda kepadanya :
"يا عم، قل لا إله إلا الله كلمة أحاج لك بها عند الله"
“Wahai pamanku, ucapkanlah “la ilaha illAlloh” kalimat yang dapat aku jadikan bukti untukmu dihadapan Alloh”.
 
          Tetapi Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal berkata kepada Abu Tholib : “Apakah kamu membenci agama Abdul Muthollib ?”, kemudian Rasululloh mengulangi sabdanya lagi, dan mereka berduapun mengulangi kata-katanya pula, maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Tholib adalah : bahwa ia tetap masih berada pada agamanya Abdul Mutholib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat la ilah illAlloh, kemudian Rasululloh bersabda : “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu pada Alloh, selama aku tidak dilarang”, lalu Alloh menurunkan firmanNya :
]ما كان للنبي والذين آمنوا أن يستغفروا للمشركين[
“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman memintakan ampunan (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik” (QS. Al bara’ah, 113).

SYAFA’AT

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 17


SYAFA’AT ([1])

 
 Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]وأنذر به الذين يخافون أن يحشروا إلى ربهم ليس لهم من دونه ولي ولا شفيع لعلهم يتقون[
          “Dan berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Alloh, agar mereka bertakwa” (QS. Al An’am, 51).
]قل لله الشفاعة جميعا[
“Katakanlah (hai Muhammad) : hanya milik Alloh lah syafaat itu semuanya” (QS. Az zumar, 44).
]من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه[
“Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di sisi Alloh tanpa seizinNya” (QS. Al baqarah, 225).
]وكم من ملك في السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلا من بعد أن يأذن الله لمن يشاء ويرضى[
          “Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Alloh mengiizinkan (untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhoiNya” (QS. An Najm, 26).
]قل ادعوا الذين زعمتم من دون الله لا يملكون مثقال ذرة في السموات ولا الأرض  وما لهم فيهما من شرك وما له منهم من ظهير ولا تنفع الشفاعة عنده إلا لمن أذن له[
          “Katakanlah  : “serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Alloh, mereka tak memiliki kekuasaan seberat dzarrah  (biji atum) pun di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu andil apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi, dan sama sekali tidak ada di antara mereka menjadi pembantu bagiNya. Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Alloh, kecuali bagi orang yang telah diizinkaNya memperoleh syafaat itu …” (QS. Saba’, 22).

MALAIKAT MAKHLUK YANG PERKASA BERSUJUD KEPADA Alloh

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 16
MALAIKAT MAKHLUK YANG PERKASA
BERSUJUD KEPADA Alloh ([1]).
 
 Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]حتى إذا فزع عن قلوبهم قالوا ماذا قال ربكم قالوا الحق وهو العلي الكبير[
          “Sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati mereka (malaikat), mereka berkata : apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu ?, mereka menjawab : perkataan yang benar, dan Dialah yang maha tinggi lagi maha besar” (QS. Saba’, 23).
 
          Diriwayatkan dalam kitab shohehnya Imam Bukhori, dari Abu Hurairah RadhiAllohu’anhu bahwa Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa Sallam bersabda :
"إذا قضى الله الأمر في السماء ضربت الملائكة بأجنحتها خضعانا لقوله، كأنه سلسلة على صفوان ينفذهم ذلك، ]حتى إذا فزع عن قلوبهم قالوا ماذا قال ربكم قالوا الحق وهو العلي الكبير[، فيسمعها مسترق السمع، ومسترق السمع هكذا بعضه فوق بعض – وصفه سفيان بكفه، فحرفها وبدد بين أصابعه – فيسمع الكلمة فيلقيها إلى من تحته، ثم يلقيها الآخر إلى من تحته، حتى يلقيها على لسان الساحر أو الكاهن، فربما أدركه الشهاب قبل أن يلقيها، وربما ألقاها قبل أن يدركه، فيكذب معها مائة كذبة، فيقال : أليس قد قال لنا يوم كذا وكذا ؟ فيصدق بتلك الكلمة التي سمعت من السماء".
          “Apabila Alloh menetapkan suatu perintah diatas langit, para malaikat mengibas-ngibaskan sayapnya, karena patuh akan  firmanNya, seolah-olah firman yang didengarnya itu bagaikan gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal ini memekakkan mereka (sehingga jatuh pingsan karena ketakutan), “sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati-hati mereka, mereka berkata : “apakah yang telah difirmankan oleh tuhanmu ?”  mereka menjawab : “ (perkataan) yang benar, dan Dialah yang maha tinggi lagi maha besar”, ketika itulah (syetan-syetan) pencuri berita mendengarnya, pencuri berita itu sebagian diatas sebagian yang lain - Sufyan bin Uyainah () menggambarkan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan dibuka jari jemarinya – ketika mereka (penyadap berita) mendengar berita itu, disampaikanlah kepada yang ada dibawahnya, dan seterusnya, sampai ke tukang sihir dan tukang ramal, tapi kadang-kadang syetan pencuri berita itu terkena syihab (meteor)  sebelum sempat menyampaikan berita itu, dan kadang-kadang sudah sempat menyampaikan berita sebelum terkena syihab, kemudian dengan satu kalimat yang didengarnya itulah tukang sihir dan tukang ramal itu melakukan seratus macam kebohongan, mereka mendatangi tukang sihir dan tukang ramal seraya berkata : bukankah ia telah memberi tahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar), sehingga ia dipercayai dengan sebab kalimat yang didengarnya dari langit”.
 
          An–Nawwas bin Sam’an RadhiAllohu’anhu menuturkan bahwa Rasululloh, bersabda :

TIDAK SEORANGPUN YANG BERHAK DISEMBAH SELAIN Alloh

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 15
TIDAK SEORANGPUN YANG BERHAK DISEMBAH SELAIN Alloh

Firman Alloh Subhanahu wa Subhanahu wa Ta’ala :
]أيشركون ما لا يخلق شيئا وهم يخلقون ولا يستطيعون لهم نصرا ولا أنفسهم ينصرون[
          “Apakah mereka mempersekutukan (Alloh) dengan berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatupun ? sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang, dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah   penyembahnya  dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. Al A’raf, 191-192).
]والذين تدعون من دونه ما يملكون من قطمير إن تدعوهم لا يسمعوا دعاءكم ولو سمعوا ما استجابوا لكم ويوم القيامة يكفرون بشرككم ولا ينبئك مثل خبير[
          “Dan sesembahan-sesembahan yang kalian mohon selain Alloh, tidak memiliki apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak akan mendengar seruanmu itu, kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat meraka akan mengingkari kemusyrikanmu, dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir 13-14).

BERDO’A KEPADA SELAIN Alloh ADALAH SYIRIK.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


BAB 14
BERDO’A KEPADA SELAIN Alloh ADALAH SYIRIK.
 
Firman Alloh Subhanahu waSubhanahu wa Ta’ala :
]ولا تدع من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك، فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين[
“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Alloh, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzolim (musyrik)” (QS. Yunus, 106).
]وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو وإن يردك بخير فلا راد لفضله يصيب به من يشاء من عباده وهو الغفور الرحيم[
“Dan jika Alloh menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Alloh menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba hambaNya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang”(QS. Yunus, 107).
]إن الذين تعبدون من دون الله لا يملكون لكم رزقا فابتغوا عند الله الرزق واعبدوه واشكروا له إليه ترجعون[
“Sesungguhnya mereka yang kamu sembah selain Alloh itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu, maka  mintalah  rizki  itu  pada  Alloh dan sembahlah Dia (saja) serta bersyurkurlah kepadaNya. Hanya kepada Nya lah kamu sekalian dikembalikan.”  (QS. Al  Ankabut, 17).
]ومن أضل ممن يدعو من دون الله من لا يستجيب له إلى يوم القيامة وهم عن دعائهم غافلون وإذا حشر الناس كانوا لهم أعداء وكانوا بعبادتهم كافرون[
“Dan tiada yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan-sesembahan selain Alloh, yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari kiamat dan sembahan-sembahan itu lalai dari (memperhatikan) permohonan mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan mereka.” (QS. Al Ankabut, 5-6).
]أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء ويجعلهم خلفاء الأرض أإله مع الله قليلا ما تذكرون[
“Atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan disaat ia berdo’a kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sekalian menjadi kholifah di bumi ? adakah sesembahan (yang haq) selain Alloh ? amat sedikitlah kamu mengingat(Nya).” (QS. An Naml, 62).